Model Pembelajaran Teaching Factory (Tefa)

MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY (TEFA)
Model pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di Sekolah Menengah kejuruan berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan mekanisme yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana menyerupai yang terjadi di industri.
Pelaksanaan model pembelajaran Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan Teaching Factory(TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,pemerintah tempat dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.


============================================




============================================

Pelaksanaan Model pembelajaran Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan sanggup dipakai sebagai alat pemetaan Sekolah Menengah kejuruan yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model tersebutadalah sebagai berikut:

Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja lapangan yaitu pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience based training atau enterprise based training.

Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pembinaan berbasis kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian peserta didik dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan yang diharapkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.

Model ketiga,Production Based Education and Training(PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan menunjukkan pengetahuan pembuatan produk nyata yang diharapkan dunia kerja (industri dan masyarakat).

Model keempat, Teaching Factoryadalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.

Tujuan dan Sintaks  penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 


Tujuan penerapan Model pembelajaran Teaching Factory di SMK
·          Mempersiapkan lulusan Sekolah Menengah kejuruan menjadi pekerja dan wirausaha;
·          Membantu siswa menentukan bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya;
·          Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing;
·          Memberikan keterampilan yang diharapkan dalam dunia kerja;
·          Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK;
·          Membantu siswa Sekolah Menengah kejuruan dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual;
·          Memberi kesempatan kepada siswa Sekolah Menengah kejuruan untuk melatih keterampilannya sehingga sanggup menciptakan keputusan ihwal karier yang akan dipilih.

Tujuan yang selaras ihwal Model pembelajaran Teaching Factory (Sema E. Alptekin, Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) yaitu sebagai berikut.
·          Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pertolongan konsep manufaktur moderen sehingga secara efektif sanggup berkompetitif di industri;
·          Meningkatkan pelaksanaan kurikulum Sekolah Menengah kejuruan yang berfokus pada konsep manufaktur moderen;
·          Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari perjuangan yang terpadu;
·          Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama pada acara peserta didik dan guru ketika pembelajaran.

Sintaksis Model pembelajaran Teaching Factory
Atas dasar uraian di atas, sintaksis Model pembelajaran Teaching Factory dapat memakai sintaksis PBET/PBT ata udapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly - San Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001) dengan langkah-langkah yang diadaptasi dengan kompetensi keahlian :

1. Merancang produk
Pada tahap ini peserta didik membuatkan produk baru/cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang pertunjukankontemporer dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer atau manual dengan data spesifikasinya.
2. Membuat prototype
Membuat produk/ kreasi gres /tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi.
3. Memvalidasi dan memverifikasi prototype
Peserta didik melaksanakan validasi dan verifikasi terhadap dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester yang dibentuk untuk mendapat persetujuan layak diproduksi/dipentaskan.
4. Membuat produk masal
Peserta didik membuatkan jadwaldan jumlah produk/pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Dadang Hidayat (2011) menurut hasil penelitian yang dilakukan, membuatkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut.
1. Menerima order
Pada langkah berguru ini peserta didik berperan sebagai akseptor order dan berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order menyerupai contoh: pada gerai perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.
2. Menganalisis order
Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melaksanakan analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan dengan benda produk/layanan jasa sehubungan dengan gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan harga di bawah supervisi guru yang berperan sebagai supervisor.
3. Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melaksanakan pekerjaan menurut hasil analisis dan kompetensi yang dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab.
4. Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah dihasilkan dari proses analisis order. Siswasebagai pekerja harus menaati mekanisme kerja yang sudah ditentukan. Dia harus menaati keselamatan kerja dan langkah kerja dengan sungguh-sunguh untuk menghasilkan benda kerja yang sesuai spesifikasi yang ditentukan pemesan
5. Mengevaluasi produk
Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa dengan cara membandingkan parameter benda kerja/layanan jasa yang dihasilkan dengan data parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada service manual.
6. Menyerahkan order
Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan jasa sehabis yakin semua persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan pelanggan.

Demikian info model pembelajaran Model Pembelajaran Teaching Factory yang disarikan dari materi pembinaan K13 jenjang SMK.

=================================================




= Baca Juga =